MAKALAH
Pembelajaran Inkuiri
Guna memenuhi tugas Pendidikan IPA di SD
Dosen pengampu : Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd

Disusun oleh :
Nama : Siti Ambarwati
Kelas : 3D
NPM : 13120143
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
PROGRAM JURUSAN PGSD/S1
TAHUN AJARAN 2013/2014
BAB I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "PEMBELAJARAN INKUIRI. Atas
dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1., Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd, selaku Dosen Pembelajaran IPA SD yang memberikan bimbingan, saran, ide dan serta dorongan.
2. Teman teman kelas 3D UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Program S1 PGSD yang telah memberi semangat serta motivasinya.
1., Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd, selaku Dosen Pembelajaran IPA SD yang memberikan bimbingan, saran, ide dan serta dorongan.
2. Teman teman kelas 3D UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Program S1 PGSD yang telah memberi semangat serta motivasinya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Semarang, 12 Desember 2014
Siti
Ambarwati,
13120143
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah...................................................................................
B. Rumusan
Masalah.............................................................................................
C.
Tujuan Pembuatan
Makalah.............................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan
Inkuiri...........................................................................................
B. Ciri ciri strategi pembelajaran
inkuiri..............................................................
C. Prinsip penggunaan pembelajaran
inkuiri.......................................................
D. Langkah langkah pelaksanaan strategi pembelajaran
inkuiri..........................
E. Bagaimana Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial............................................
F. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran
Inkuiri...........................
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sejak manusia lahir ke dunia,
manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin
tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia
lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala
sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera
lainnya.Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang
dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan
bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal
inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.
Inkuiri berasal dari kata to Inquire yang berarti
ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan.Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan.Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Strategi pembelajaran Inkuiri
menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak
diberikan secara langsung.Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator
dan pembimbing siswa untuk belajar.Strategi pembelajaran inkuiri merupakan
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategiheuristic,
yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya
menemukan.
B.
Rumusan Masalah
a. Apa sajakah Pendekatan Inkuiri?
b. Apa sajakah Ciri ciri strategi pembelajaran inkuiri?
c. Bagaimana prinsip penggunaan pembelajaran inkuiri?
d. Bagaimana Langkah langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri?
e. Bagaimana Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial?
f. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran
Inkuiri?
C.
Tujuan Pembuatan
Makalah
a. Untuk mengetahui pendekatan Inkuiri
b. Untuk mengetahui Ciri ciri strategi pembelajaran inkuiri
c. Untuk mengetahui prinsip penggunaan pembelajaran inkuiri
d. Untuk mengetahui Langkah langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri
e. Untuk mengetahui Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan-Pendekatan
Inkuiri
Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya
intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru
kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan
inkuiri tersebut adalah:
1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)
Pendekatan inkuiri terbimbing
yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan
memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai
peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.Dengan pendekatan ini siswa
belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa
dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan
dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui
diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan
menarik suatu kesimpulan secara mandiri.
Pada dasarnya siswa selama
proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang
diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada
tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu
melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar
dapat memahami konsep pelajaran matematika.Di samping itu, bimbingan dapat pula
diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya
proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat
mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding yang diperlukan oleh
siswa.
2. Inkuiri Bebas (free inquiry approach).
Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman
belajar dengan pendekatan inkuiri.Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini
menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan.Siswa diberi
kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan
masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang
diperlukan.
Selama proses ini, bimbingan
dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali.
Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa
dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah
lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi
jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi
yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang
diselidiki.
Sedangkan belajar dengan
metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
a. waktu
yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu
yang sudah ditetapkan dalam kurikulum.
b. karena diberi kebebasan untuk menentukan
sendiri permasalahan yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih oleh
siswa di luar konteks yang ada dalam kurikulum,
c. ada
kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga
guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh
siswa,
d. karena topik
yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan
kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh
kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana
yang diharapkan.
3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified
free inquiry approach)
Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan
inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri
bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki
tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam
pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk
diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan pendekatan ini
menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan.Namun
bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak
terstruktur.
Dalam pendekatan inkuiri jenis
ini guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu
secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri
penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan
permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan
memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau
melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.
B.
Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri
Pertama, strategi inkuiri
menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan.Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri {self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar
siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab
antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik
bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
Ketiga, tujuan dari penggunaan
strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri
siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya
menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara
optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya
manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
Strategi pembelajaran inkuiri
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa
(student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa
memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
C. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran
Inkuiri
1.
Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi
inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi
pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi
pada proses belajar.
2.
Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada
dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi
siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu
sendiri.
3.
Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus
dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai penanya. Sebab,
kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan
sebagian dari proses berpikir. Karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam
setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
4.
Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat
sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to
think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir
adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5.
Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.Tugas guru
adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan
hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
D. Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Secara umum proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah
langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada
langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. Guru merangsang dan Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan
masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan
startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas
menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan
itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki.Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.Dikatakan teka-teki
dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya,
dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri,
oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang
sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.Perkiraan
sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan
berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional
dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat
dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.
Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit
mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4. Mengumpulkan
Data
Mengumpulkan data adalah
aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan
proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan
tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan.Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah
manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan.Tidak apresiatif
itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam
belajar.Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya
secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui
penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa
sehingga mereka terangsang untuk berpikir.
5. Menguji
Hipotesis
Menguji hipotesis adalah
proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis
yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang
diberikan.Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan
Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah
proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran.
Sering terjadi, karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan
yang dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan.Karena itu,
untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.
E. Strategi Pembelajaran
Inkuiri Sosial
Terjadinya ledakan
pengetahuan, menuntut perubahan pola mengajar dari yang hanya sekadar mengingat
fakta yang biasa dilakukan melalui strategi pembelajaran dengan metode kuliah
(lecture) atau dari metode latihan (drill) dalam pola tradisional, menjadi
pengembangan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).Strategi pembelajaran
yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir itu adalah strategi inkuiri sosial.
Menurut Bruce Joyce, inkuiri
sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial (social family)
subkelompok konsep masyarakat (concept of society). Subkelompok ini didasarkan
pada asumsi bahwa metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota
masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas kehidupan
masyarakat.Karena itulah siswa harus diberi pengalaman yang memadai bagaimana
caranya memecahkan persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat. Melalui
pengalaman itulah setiap individu akan dapat membangun pengetahuan yang berguna
bagi diri dan masyarakatnya.
Inkuiri sosial dapat dipandang sebagai suatu strategi pembelajaran yang
berorientsi kepada pengalaman siswa.Ada tiga karakteristik pengembangan
strategi inkuiri sosial.Pertama, adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang
dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas.Kedua, adanya
rumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiri.Ketiga, penggunaan fakta sebagai
pengujian hipotesis.
Dari karakteristik inkuiri seperti yang telah diuraikan di atas, maka
tampak inkuiri sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan inkuiri pada
umumnya.Perbedaannya terletak pada masalah yang dikaji adalah masalah-masalah
sosial atau masalah kehidupan masyarakat.
F. Keunggulan dan
Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inkuiri
merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena strategi ini
memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1. Startegi ini merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap
lebih bermakna.
2. Startegi ini
dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
3. Startegi ini
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain
adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar
bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki
keunggulan, strategi ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
1.
Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2.
Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
3.
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4.
Selama kriteria keberhasian belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap
guru.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inti dari pembelajaran inkuiri ini adalah bahwa disini guru sebagai sumber
belajar bukanlah yang satu-satunya, masih banyak lagi sumber belajar yang dapat
menunjang keberhasilan pembelajaran. Guru hanyalah sebagai fasilitator, pembimbing yang selalu mengarahkan siswa
dalam pembelajaran.
Siswa disini di desain sebagai penemu atau mencari pengetahuan itu,
disinilah tugas seorang guru dalam mengkostruk siswa agar mendapatkan
pengetahuan dan menjadi bermakna. Karena dengan bermakna itulah pengetahuan akan masuk kedalam long term
memories, sehingga akan selalu terkenang oleh siswa. Siswalah yang melakukan
semuanya guru hanya menyiapkan, karena murid yang melakukan maka pembelajaran
akan menjadi pengalaman yang bermakna untuk Si siswa.
B. Saran
Saran untuk para guru jika menggunakan strategi pembelajaran iunkuiri harus
mengikuti prosedur yang ada dan harus disesuaikan dengan waktu yang diimiliki,
karena strategi pembelajaran inkuiri ini sangat membutuhkan waktu yang panjang.
Karena makalah ini belum
sempurna maka penulis mengharapkan saran yang membangun agar dapat bermanfaat
bagi semua dan demi perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Thamrin, Husni, Pendidikan: Dinamika dan
Problematika, Pekanbaru: Suska Press, 2009.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standard Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007.
Wena, made, Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Akasara, 2009.
Surya Dharma, Strategi Pembelajaran Dan Pemilihannya, Jakarta
:Ditjen PMPTK, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar