MAKALAH
Pembelajaran Tematik
Guna memenuhi tugas Pendidikan tugas di SD
Dosen pengampu : Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd

Disusun oleh :
Nama : Siti Ambarwati
Kelas : 3D
NPM : 13120143
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
PROGRAM JURUSAN PGSD/S1
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "PEMBELAJARAN TEMATIK. Atas
dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1., Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd, selaku Dosen Pembelajaran IPA SD yang memberikan bimbingan, saran, ide dan serta dorongan.
2. Teman teman kelas 3D UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Program S1 PGSD yang telah memberi semangat serta motivasinya.
1., Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd, selaku Dosen Pembelajaran IPA SD yang memberikan bimbingan, saran, ide dan serta dorongan.
2. Teman teman kelas 3D UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Program S1 PGSD yang telah memberi semangat serta motivasinya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Semarang, 12 Desember 2014
Siti
Ambarwati,
13120143
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah...................................................................................
B. Rumusan
Masalah.............................................................................................
C. Tujuan
Pembuatan Makalah.............................................................................
D. Sistematika
Penulisan........................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Pembelajaran Tematik .......................................................
B. Landasan
Pembelajaran
Tematik........................................................................
C. Peran Tema
dalam Pembelajaran Tematik ........................................................
D. Strategi
Pembelajaran
Tematik...........................................................................
E. Prinsip
Pembelajaran
Tematik............................................................................
F. Karakteristik
Pembelajaran Tematik..................................................................
G.
Kelebihan dan Kekurangan model Pembelajaran
Tematik.................................
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian
dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat
berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan
yang harus dikembangkannya.
Mengingat pentingnya relevansi suatu metode dalam
kegiatan belajar mengajar, dan demi menjaga keberlangsungan interaksi antara
pengajar dan peserta didik, dalam makalah ini penulis mencoba untuk menguraikan
metode tematik dalam mengajar agar bisa diaplikasikan dalam praktisnya sesuai
dengan konteks, sehingga setidaknya kita bisa mengetahui metode tematik dalam
pembelajaran, dan kita bisa menentukan mana tema belajar yang signifikan untuk
suatu metode tematik yang berorientasi pada karakteristik peserta didik itu
sendiri, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara interaktif dan
optimal.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah Pengertian Model Pembelajaran Tematik?
b. Apakah Landasan Model Pembelajaran
Tematik?
c. Sejauh Mana Peran Tema Dalam
Pembelajaran Tematik?
d. Apa Saja Strategi Pembelajaran
Tematik?
e. Sebutkan Prinsip dan Kareteristik
Pembelajaran Tematik?
f. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran Tematik?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang
menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai
oleh siswa. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang
diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.
Dengan mengkaji tentang model pembelajaran tematik
ini, diharapkan kita bisa tahu apa itu pembelajaran tematik, lebih dari itu
kita bisa menerapkannya dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar agar proses
pembelajaran lebih terpadu dan bermakna sebagaimana uraian yang dijelaskan
dalam latar belakang.
Dengan adanya tema ini akan memberikan banyak
keuntungan, diantaranya (1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema
tertentu, (2) siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antara mata pelajaran dalam tema yang sama, (3) pemahaman
terhadap meteri pelajaran lebih mendalam dan berkesan, (4) kompetensi dasar
dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan
pengalaman pribadi siswa, (5) siswa dapat lebih merasakan manfaat dan makna
belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas, (6) siswa dapat
lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk
mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari
mata pelajaran lain, (7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang
disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua
atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan, atau pengayaan.
Tujuan dari model pembelajaran tematik adalah
adalah untuk memberikan fokus perhatian siswa pada proses yang ditempuh saat
siswa berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk
keterampilan yang harus dikembangkannya. Tujuan dari adanya tema ini bukan
hanya untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, akan tetapi
juga keterkaitannya dengan konsep-konsep dari mata pelajaran lainnya.
D. Sistematika
Penulisan
Sistematika
yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini sebagaimana ketentuan pembuatan
makalah yang benar seperti dalam sistematika pembuatan karya ilmiah berupa
makalah tersebut. Kami juga menggunakan sistem studi dari beberapa buku yang
berkaitan dengan makalah yang kami buat serta sedikit kutipan dari berbagai
kitab, dan media lainnya yang dapat membantu penyelesaian makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran tematik adalah merupakan
kegiatan belajar mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam
satu tema. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar cara ini dapat dilakukan
dengan dua cara. Cara pertama, materi beberapa mata pelajaran disajikan dalam
tiap pertemuan. Sedangkan cara kedua, yaitu tiap kali pertemuan hanya
menyajikan satu jenis mata pelajaran. Pada cara kedua ini, keterpaduannya
diikat dengan satu tema pemersatu. Oleh karena itu pembelajaran tematik ini
sering juga disebut pembelajaran terpadu atau integrated learning.
Bentuk keterkaitan atau keterpaduan ini dapat
diartikan sebagai pemberdayaan materi pelajaran satu pada waktu menyajikan
materi pelajaran lain yang diikat oleh satu tema. Melalui pembelajaran tematik,
pemahaman konsep selalu diperkuat karena adanya sinergi pemahaman antara konsep
yang dikemas dalam tema. Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik
ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama
siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
Pada pembelajaran tematik cara pertama menuntut
kreativitas guru dan sistem persekolahan yang memiliki otoritas tinggi untuk
membuat keputusan sendiri berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan gagasan
inovatif seperti pembelajaran tematik yang memungkinkan terjadinya perubahan
jadwal dan perubahan target program kelas. Pada pembelajaran terpadu dengan
cara kedua ini memberi peluang pada sistem persekolahan yang masih bersifat
sentralistik, dimana sekolah banyak mengikuti kebijakan yang ditentukan dari
pengambil keputusan diluar sekolah seperti penjadwalan dan target kurikulum.
Misalnya, pada waktu berbelanja di pasar, mereka
berhadapan dengan hitung menghitung (Matematika), aneka ragam makanan sehat
(IPA), dialog tawar-menawar (bahasa Indonesia), dan harga yang terkadang naik
turun (IPS), serta beberapa materi pelajaran lainnya. Sebaliknya, materi pelajaran
yang tidak saling terkait merupakan hal yang abstrak bagi anak. Oleh karena
itu, pembelajaran tematik akan dirasakan lebih bermakna bagi diri anak.
Pembelajaran tematik dapat mempermudah anak dalam
membangun gagasan atau pengetahuan baru, karena materi yang disajikan saling
terkait satu sama lain. Kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna apabila
materi pelajaran yang sudah dipelajari atau dipahami siswa dapat dimanfaatkan
untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran yang terpadu sangat berpeluang
dalam membantu dan memanfaatkan pengetahuan anak yang telah dimiliki
sebelumnya.
Pembelajaran tematik memberikan peluang kepada
anak untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga
ranah sasaran pendidikan ini meliputi (jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap
gagasan ilmiah), keterampilan (memperoleh, memilih, dan memanfaatkan informasi,
menggunakan alat, mengamati, membaca grafik, termasuk juga keterampilan sosial
seperti bekerjasama dan kepemimpinan), dan wawasan kognitif (seperti gagasan
konseptual tentang lingkungan dan alam sekitar).
Pembelajaran tematik memberi peluang kepada anak
untuk membangun sinergi kemampuannya, sehingga tujuan utuh pendidikan (mandiri,
peka, dan bertanggungjawab) dapat dicapai. Kemampuan yang diperoleh dari satu
mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata
pelajaran lain. Sehingga guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun
rencana pembelajaran. Tidak hanya siswa, guru pun belajar lebih bermakna
terhadap konsep-konsep sulit yang diajarkan. Dengan demikian, pembelajaran
tematik merupakan salah satu wahana ideal untuk mengangkat realita sehari-hari
sebagai tema pengajaran.
B. Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik
sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2)
konstruktivisme, (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses
pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pembelajaran
sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan kemampuan
siswa.
Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung
siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran
ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi bentukan manusia. Manusia
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena,
pengalaman dan lingkungannya. Sedangkan aliran humanisme melihat siswa dari
segi keunikan atau kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
Landasan Psikologis dalam pembelajaran tematik
terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi
belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi atau
materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan
dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi
belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi atau materi pembelajaran
tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus
mempelajarinya.
Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik
berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No.
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak
berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (Pasal
9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan barhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
C. Peran
Tema Dalam Pembelajaran Tematik
Tema adalah fikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan. Tema dapat diuraikan menjadi anak tema atau sub tema
yang disebut topik. Tema itu cakupannya lebih luas dan cendrung masih abstrak,
sedangkan anak tema atau topik lebih spesifik dan cendrung lebih kongrit. Peran
tema dalam pembelajaran tematik terutama menekankan pada kemampuan siswa untuk:
a. Memusatkan perhatian pada suatu tema.
b. Mempelajari pengatahuan dan mengembangkan berbagai
kompotensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
c. Memahami materi pembelajaran lebih mendalam,
berkesan, dan bermakna,
d. Mengembangkan kompotensi berbahasa lebih baik karena
mengkaitkan mata pelajaran dengan pengalaman pribadi siswa.
e. Merasakan mamfaat dan makna belajar karena materi
pembelajaran di sajikan dalam konteks tema yang jelas.
f. Belajar dan berkomunikasi dalam situasi nyata,
seperti bertanya, bercerita, menulis dan sebagainya.
D. Strategi Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat
dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar
mengajar. Strategi pembelajaran tematik lebih diutamakan pada pembelajaran
secara langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Pembelajaran tematik biasanya
diajarkan kepada siswa yang umumnya mereka masih melihat segala sesuatu
keutuhan (holistic), perkembangan fisiknya tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan mental, sosial dan emosional.
a. Langkah-langkah menentukan tema
Sebagai
landasan pembelajaran yang akan dilakukan, guru dapat melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Menetapkan dan memilih tema.
2) Mengembangkan tema menjadi anak tema atau topik.
3) Memilih atau menetapkan anak tema.
4) Mengembangkan anak tema menjadi materi pembelajaran
yang akan dibahas dikelas baik dalam bentuk percakapan, tanya jawab dialog,
diskusi, atau bentuk lainnya.
b. Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah
perencanaan pembelajaran tematik adalah:
1) Mempelajari butir-butir dalam garis-garis besar
program pembelajaran (GBPP).
2) Menyusun sendiri butir-butir pembelajaran apa saja
yang dapat dipadu dalam unit tematis tertentu.
3) Menetapkan kompotensi dasar dan merumuskan
indikator pembelajarannya.
4) Mengedintifiikasi keselarasan hubungan kompotensi
dasar dengan dan butir-butir indikator hasil belajar dari antar topik
pembelajaran.
5) Menentukan tema dan teks yang akan dijadikan
landasan pembelajaran.
6) Menentukan skenario pembelajarannya.
Skenario pembelajaran tematik harus menggambarkan:
a) Prosedur kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan yang dilakukan guru dalam menciptakan,
mengendalikan dan menilai proses pembelajaran.
c) Bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa.
E. Prinsip Pembelajaran Tematik
Ada beberapa perinsip yang perlu diperhatikan
terutama pada waktu penggalian tema dalam pembelajaran tematik yaitu.
a. Tidak terlalu luas tetapi mudah digunakan untuk
memadukan mata pelajaran.
b. Bermakna memberikan bekal pada siswa untuk belajar
selanjutnya.
c. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.\
d. Menunjukkan minat siswa.
e. Mempertimbangkan peristiwa yang nyata (otentik)
yang terjadi.
f. Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku dan
harapan masyarakat.
g. Mempertimbangkan ketersediyaan sumber belajar
F. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar,
pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a.
Berpusat pada siswa.
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student
centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan
sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk
melakukan aktivitas belajar.
b.
Memberikan pengalaman langsung.
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman
langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman ini, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
c.
Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata
pelajaran menjadi tak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d.
Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
Proses pembelajaran tematik menyajikan
konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan
demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Bersifat fleksibel.
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel)
dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f.
Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
G. Kelebihan dan Kekurangan Model
Pembelajaran Tematik
Kelebihan pembelajaran tematik, antara lain:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar sesuai dengan
tingkat pengembangan dan kebutuhan siswa.
b. Sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, sehingga
dalam memilih tema hendaknya yang terdekat dengan kehidupan siswa.
c. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan utuh, sehingga hasil belajarnyapun tahan lama, berkesan dan
bermakna (Meaningful).
d. Mengembangkan keterampilan berfikir siswa.
Dalam suatu model pembelajaran pasti akan terdapat
suatu kekurangan, seideal apapun suatu model pembelajaran, pasti akan terdapat
suatu kekurangan. Dimana terdapat ketidak sesuaian, ketidak sesuaian tersebut
pasti terdapat dalam salah satu aspek-aspek tertentu.
BAB III
PENUTUP/KESIMPULAN
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ
عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dalam pembahasan diatas telah diuraikan beberapa
pengertian model pembelajaran tematik secara umum, kemudian tentang
karakteristik dari model pembelajaran tematik, dan yang terakhir adalah uraian
tentang kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran tematik. Dari uraian
diatas akhirnya disimpulkan bahwasanya model pembelajaran tematik ini
katakanlah populer, lantaran materi dari tiap mata pelajaran dapat kita
satukan, atau dengan kata lain, dapat dikait-kaitkan. Dengan begitu, proses
penyampaian materi akan lebih mudah diserap karena materi yang diajarkan
berikutnya, seolah sudah diajarkan sebelumnya dalam mata pelajaran lain yang
dikaitkan dengan mata pelajaran berikutnya.
Model pembelajaran tematik ini juga kiranya lebih
relevan diterapkan, sebab model pembelajaran tematik ini juga dapat membantu
membangkitkan minat belajar siswa. Karena dalam pengemasan mata pelajaran
menggunakan model pembelajaran tematik ini, mata pelajaran yang disaling
kait-kaitkan dikemas dalam bentuk penyampaian materi yang didalamnya terdapat
unsur bermain, sehingga siswa sekolah dasar akan lebih menyukainya.
Anak-anak kreatif sama saja kedudukannya dengan
anak-anak biasa lainnya dirumah, sekolah maupun masyarakat, namun karena
potensi kreatifnya itu mereka sangat memerlukan perhatian khusus dari pendidik
untuk mengembangkan dirinya. Perhatian khusus di sini bukan berarti mereka
harus mendapatkan perlakuan istimewa, melainkan harus mendapatkan bimbingan
sesuai dengan potensi kreatifnya itu agar tidak sia-sia dan metode tematik ini
juga merupakan salah satu metode yang bisa menunjang hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:
Posting Komentar