Senin, 22 Desember 2014

MAKALAH PEMBELAJARAN TEMATIK


MAKALAH
Pembelajaran Tematik


Guna memenuhi tugas Pendidikan tugas di SD
Dosen pengampu : Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd







Disusun oleh :
Nama   :           Siti Ambarwati
Kelas   :           3D
NPM   :           13120143




UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
PROGRAM JURUSAN PGSD/S1
TAHUN AJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "PEMBELAJARAN TEMATIK. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1.,
Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd, selaku Dosen Pembelajaran IPA SD yang memberikan bimbingan, saran, ide dan serta dorongan.

2. Teman teman kelas 3D UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Program S1 PGSD yang telah memberi semangat serta motivasinya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.


                                                                                                Semarang, 12 Desember  2014
                                                                                                                       

Siti Ambarwati,
13120143



























DAFTAR ISI



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah...................................................................................
B.     Rumusan Masalah.............................................................................................
C.     Tujuan Pembuatan Makalah.............................................................................
D.    Sistematika Penulisan........................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Pembelajaran Tematik .......................................................
B.     Landasan Pembelajaran Tematik........................................................................
C.     Peran Tema dalam Pembelajaran Tematik ........................................................
D.    Strategi Pembelajaran Tematik...........................................................................
E.     Prinsip Pembelajaran Tematik............................................................................
F.      Karakteristik Pembelajaran Tematik..................................................................
G.    Kelebihan dan Kekurangan model Pembelajaran Tematik.................................


BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
























BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.
Mengingat pentingnya relevansi suatu metode dalam kegiatan belajar mengajar, dan demi menjaga keberlangsungan interaksi antara pengajar dan peserta didik, dalam makalah ini penulis mencoba untuk menguraikan metode tematik dalam mengajar agar bisa diaplikasikan dalam praktisnya sesuai dengan konteks, sehingga setidaknya kita bisa mengetahui metode tematik dalam pembelajaran, dan kita bisa menentukan mana tema belajar yang signifikan untuk suatu metode tematik yang berorientasi pada karakteristik peserta didik itu sendiri, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara interaktif dan optimal.
B.     Rumusan Masalah
            a. Apakah Pengertian Model Pembelajaran Tematik?
            b. Apakah Landasan Model Pembelajaran Tematik?
            c. Sejauh Mana Peran Tema Dalam Pembelajaran Tematik?
            d. Apa Saja Strategi Pembelajaran Tematik?
            e. Sebutkan Prinsip dan Kareteristik Pembelajaran Tematik?
            f. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik?
C.     Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.
Dengan mengkaji tentang model pembelajaran tematik ini, diharapkan kita bisa tahu apa itu pembelajaran tematik, lebih dari itu kita bisa menerapkannya dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar agar proses pembelajaran lebih terpadu dan bermakna sebagaimana uraian yang dijelaskan dalam latar belakang.
Dengan adanya tema ini akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya (1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, (2) siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara mata pelajaran dalam tema yang sama, (3) pemahaman terhadap meteri pelajaran lebih mendalam dan berkesan, (4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, (5) siswa dapat lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas, (6) siswa dapat lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain, (7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Tujuan dari model pembelajaran tematik adalah adalah untuk memberikan fokus perhatian siswa pada proses yang ditempuh saat siswa berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya. Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, akan tetapi juga keterkaitannya dengan konsep-konsep dari mata pelajaran lainnya.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini sebagaimana ketentuan pembuatan makalah yang benar seperti dalam sistematika pembuatan karya ilmiah berupa makalah tersebut. Kami juga menggunakan sistem studi dari beberapa buku yang berkaitan dengan makalah yang kami buat serta sedikit kutipan dari berbagai kitab, dan media lainnya yang dapat membantu penyelesaian makalah ini.
 




































BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Metode Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran tematik adalah merupakan kegiatan belajar mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar cara ini dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, materi beberapa mata pelajaran disajikan dalam tiap pertemuan. Sedangkan cara kedua, yaitu tiap kali pertemuan hanya menyajikan satu jenis mata pelajaran. Pada cara kedua ini, keterpaduannya diikat dengan satu tema pemersatu. Oleh karena itu pembelajaran tematik ini sering juga disebut pembelajaran terpadu atau integrated learning.
Bentuk keterkaitan atau keterpaduan ini dapat diartikan sebagai pemberdayaan materi pelajaran satu pada waktu menyajikan materi pelajaran lain yang diikat oleh satu tema. Melalui pembelajaran tematik, pemahaman konsep selalu diperkuat karena adanya sinergi pemahaman antara konsep yang dikemas dalam tema. Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
Pada pembelajaran tematik cara pertama menuntut kreativitas guru dan sistem persekolahan yang memiliki otoritas tinggi untuk membuat keputusan sendiri berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan gagasan inovatif seperti pembelajaran tematik yang memungkinkan terjadinya perubahan jadwal dan perubahan target program kelas. Pada pembelajaran terpadu dengan cara kedua ini memberi peluang pada sistem persekolahan yang masih bersifat sentralistik, dimana sekolah banyak mengikuti kebijakan yang ditentukan dari pengambil keputusan diluar sekolah seperti penjadwalan dan target kurikulum.
Misalnya, pada waktu berbelanja di pasar, mereka berhadapan dengan hitung menghitung (Matematika), aneka ragam makanan sehat (IPA), dialog tawar-menawar (bahasa Indonesia), dan harga yang terkadang naik turun (IPS), serta beberapa materi pelajaran lainnya. Sebaliknya, materi pelajaran yang tidak saling terkait merupakan hal yang abstrak bagi anak. Oleh karena itu, pembelajaran tematik akan dirasakan lebih bermakna bagi diri anak.
Pembelajaran tematik dapat mempermudah anak dalam membangun gagasan atau pengetahuan baru, karena materi yang disajikan saling terkait satu sama lain. Kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna apabila materi pelajaran yang sudah dipelajari atau dipahami siswa dapat dimanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran yang terpadu sangat berpeluang dalam membantu dan memanfaatkan pengetahuan anak yang telah dimiliki sebelumnya.
Pembelajaran tematik memberikan peluang kepada anak untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan ini meliputi (jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah), keterampilan (memperoleh, memilih, dan memanfaatkan informasi, menggunakan alat, mengamati, membaca grafik, termasuk juga keterampilan sosial seperti bekerjasama dan kepemimpinan), dan wawasan kognitif (seperti gagasan konseptual tentang lingkungan dan alam sekitar).
Pembelajaran tematik memberi peluang kepada anak untuk membangun sinergi kemampuannya, sehingga tujuan utuh pendidikan (mandiri, peka, dan bertanggungjawab) dapat dicapai. Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain. Sehingga guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun rencana pembelajaran. Tidak hanya siswa, guru pun belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang diajarkan. Dengan demikian, pembelajaran tematik merupakan salah satu wahana ideal untuk mengangkat realita sehari-hari sebagai tema pengajaran.
B.     Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pembelajaran sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan kemampuan siswa.
Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Sedangkan aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
Landasan Psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi atau materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (Pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan barhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

C.  Peran Tema Dalam Pembelajaran Tematik
Tema adalah fikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tema dapat diuraikan menjadi anak tema atau sub tema yang disebut topik. Tema itu cakupannya lebih luas dan cendrung masih abstrak, sedangkan anak tema atau topik lebih spesifik dan cendrung lebih kongrit. Peran tema dalam pembelajaran tematik terutama menekankan pada kemampuan siswa untuk:
a.       Memusatkan perhatian pada suatu tema.
b.      Mempelajari pengatahuan dan mengembangkan berbagai kompotensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
c.       Memahami materi pembelajaran lebih mendalam, berkesan, dan bermakna,
d.      Mengembangkan kompotensi berbahasa lebih baik karena mengkaitkan mata pelajaran dengan pengalaman pribadi siswa.
e.       Merasakan mamfaat dan makna belajar karena materi pembelajaran di sajikan dalam konteks tema yang jelas.
f.       Belajar dan berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bertanya, bercerita, menulis dan sebagainya.

D.  Strategi Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Strategi pembelajaran tematik lebih diutamakan pada pembelajaran secara langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Pembelajaran tematik biasanya diajarkan kepada siswa yang umumnya mereka masih melihat segala sesuatu keutuhan (holistic), perkembangan fisiknya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan emosional.
a.       Langkah-langkah menentukan tema
Sebagai landasan pembelajaran yang akan dilakukan, guru dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Menetapkan dan memilih tema.
2)      Mengembangkan tema menjadi anak tema atau topik.
3)      Memilih atau menetapkan anak tema.
4)      Mengembangkan anak tema menjadi materi pembelajaran yang akan dibahas dikelas baik dalam bentuk percakapan, tanya jawab dialog, diskusi, atau bentuk lainnya.
b.      Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah perencanaan pembelajaran tematik adalah:
1)      Mempelajari butir-butir dalam garis-garis besar program pembelajaran (GBPP).
2)      Menyusun sendiri butir-butir pembelajaran apa saja yang dapat dipadu dalam unit tematis tertentu.
3)      Menetapkan kompotensi dasar dan merumuskan indikator pembelajarannya.
4)      Mengedintifiikasi keselarasan hubungan kompotensi dasar dengan dan butir-butir indikator hasil belajar dari antar topik pembelajaran.
5)      Menentukan tema dan teks yang akan dijadikan landasan pembelajaran.
6)      Menentukan skenario pembelajarannya.

Skenario pembelajaran tematik harus menggambarkan:
a)      Prosedur kegiatan pembelajaran.
b)      Kegiatan yang dilakukan guru dalam menciptakan, mengendalikan dan menilai proses pembelajaran.
c)      Bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

E.  Prinsip Pembelajaran Tematik
Ada beberapa perinsip yang perlu diperhatikan terutama pada waktu penggalian tema dalam pembelajaran tematik yaitu.
a.       Tidak terlalu luas tetapi mudah digunakan untuk memadukan mata pelajaran.
b.      Bermakna memberikan bekal pada siswa untuk belajar selanjutnya.
c.       Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.\
d.      Menunjukkan minat siswa.
e.       Mempertimbangkan peristiwa yang nyata (otentik) yang terjadi.
f.       Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat.
g.      Mempertimbangkan ketersediyaan sumber belajar

F.  Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a.       Berpusat pada siswa.
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b.      Memberikan pengalaman langsung.
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c.       Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d.      Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
Proses pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e.       Bersifat fleksibel.
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f.        Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

G.     Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tematik
Kelebihan pembelajaran tematik, antara lain:
a.       Pengalaman dan kegiatan belajar sesuai dengan tingkat pengembangan dan kebutuhan siswa.
b.      Sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, sehingga dalam memilih tema hendaknya yang terdekat dengan kehidupan siswa.
c.       Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh, sehingga hasil belajarnyapun tahan lama, berkesan dan bermakna (Meaningful).
d.      Mengembangkan keterampilan berfikir siswa.
Dalam suatu model pembelajaran pasti akan terdapat suatu kekurangan, seideal apapun suatu model pembelajaran, pasti akan terdapat suatu kekurangan. Dimana terdapat ketidak sesuaian, ketidak sesuaian tersebut pasti terdapat dalam salah satu aspek-aspek tertentu.

















BAB III
PENUTUP/KESIMPULAN
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dalam pembahasan diatas telah diuraikan beberapa pengertian model pembelajaran tematik secara umum, kemudian tentang karakteristik dari model pembelajaran tematik, dan yang terakhir adalah uraian tentang kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran tematik. Dari uraian diatas akhirnya disimpulkan bahwasanya model pembelajaran tematik ini katakanlah populer, lantaran materi dari tiap mata pelajaran dapat kita satukan, atau dengan kata lain, dapat dikait-kaitkan. Dengan begitu, proses penyampaian materi akan lebih mudah diserap karena materi yang diajarkan berikutnya, seolah sudah diajarkan sebelumnya dalam mata pelajaran lain yang dikaitkan dengan mata pelajaran berikutnya.
Model pembelajaran tematik ini juga kiranya lebih relevan diterapkan, sebab model pembelajaran tematik ini juga dapat membantu membangkitkan minat belajar siswa. Karena dalam pengemasan mata pelajaran menggunakan model pembelajaran tematik ini, mata pelajaran yang disaling kait-kaitkan dikemas dalam bentuk penyampaian materi yang didalamnya terdapat unsur bermain, sehingga siswa sekolah dasar akan lebih menyukainya.
Anak-anak kreatif sama saja kedudukannya dengan anak-anak biasa lainnya dirumah, sekolah maupun masyarakat, namun karena potensi kreatifnya itu mereka sangat memerlukan perhatian khusus dari pendidik untuk mengembangkan dirinya. Perhatian khusus di sini bukan berarti mereka harus mendapatkan perlakuan istimewa, melainkan harus mendapatkan bimbingan sesuai dengan potensi kreatifnya itu agar tidak sia-sia dan metode tematik ini juga merupakan salah satu metode yang bisa menunjang hal tersebut.
























DAFTAR PUSTAKA
*      Al- Qur’anul Karim
*      Syah, Muhibbin.2009.Psikologi Belajar,Jakarta : Rajawalipers.
*      Drs. Hakim, Lukmanul, M.Pd.2008. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima.
*      Prof. Dr. H. Anshori, Muhammad.2008.Psikologi Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar