Rabu, 20 Januari 2016

Hal Yang di Lakukan Orang Sukses di Usia 20 Tahun

Hal yang Dilakukan Orang Sukses di Usia 20 Tahun

Usia 20 tahunan merupakan titik terbesar dalam hidup. Setiap keputusan yang Anda buat pada masa ini menjadi dasar penting dalam kehidupan, karier, dan masa depan.

Pengalaman memang menjadi guru hidup yang terbaik. Tapi tidak ada salahnya kalau Anda mendengar langsung dari orang-orang yang telah meraih kesuksesan.
berikut adalah hal yang dilakukan orang sukses ketika mereka berusia 20 tahunan:

1. Belajar mengelola waktu
Ketika Anda mulai membangun karier, akan sulit menemukan cara mengelola waktu supaya menjadi produktif.  Pengusaha dan penulis Etienne Garbugli mengatakan, dirinya selalu membuat tengat waktu saat kerja dan mencegah bekerja dalam banyak hal atau multitasking. Hal ini dapat membuat waktu berjalan dengan lebih efektif.

2. Tidak memprioritaskan uang di atas segala-galanya
Ada orang yang menghabiskan usia 20 tahunan berjalan tanpa arah. Ada pula yang takut akan kegagalan sehingga mengambil pekerjaan hanya untuk mendapat gaji. Kuncinya mudah, kejarlah sesuatu yang Anda sukai dan menjadi bernilai untuk perusahaan.

3. Menabung
Sebuah survei di Amerika Serikat menunjukkan 69 persen usia 18 sampai 29 tahun masyarakat di sana tidak menabung untuk dana penisun. Bahkan mereka tidak memiliki pandangan bahwa suatu saat akan pensiun dan butuh uang untuk hidup.

Pengusaha Aditya Rathnam menulis, tidak perlu investasi terlalu banyak ketika baru memulai karier. Tapi sangat penting untuk mengambil program dana pensiun, serta investasi jangka panjang lainnya.

4. Menjaga kesehatan
Setiap waktu yang berlalu, tahun berganti, akan semakin sulit untuk memulai rutinitas olah raga dan hidup sehat. Selagi muda, bangunlah pola hidup sehat, makan yang teratur, serta pilih rutinitas yang positif.

5. Gigih
Kalau Anda seorang ambisius berusia 20 tahunan dan mengalami masalah pekerjaan, seperti dipecat, maka hal ini bisa sangat mematahkan semangat.
Tapi orang yang sukses bisa belajar dari kegagalan dan mengubahnya menjadi pelajaran terbesar dalam hidup.

6. Tidak berusaha menyenangkan semua orang
Usia 20 tahunan merupakan saat tepat membangun hubungan yang baik dengan semua orang. Tapi pada akhirnya Anda akan bertemu orang yang tidak Anda sukai dan sebaliknya. Hal itu normal dan bukan sebuah tanda Anda harus mengubah diri selama semuanya berjalan baik.

7. Fleksibel
Sangat baik membuat tujuan karier untuk memotivasi hidup. Namun menurut penulis dan investor James Altucher, masalah yang dialami sebagian orang berusia 20 tahunan adalah mereka terlalu rigid. Ia merekomendasikan agar Anda bisa lebih fleksibel dan terbuka dengan pengalaman baru.

8. Semangat Belajar Yang Tinggi
Gelar dari universitas hebat memang membuat Anda terlihat cerdas, tapi tidak bakal banyak membantu kalau Anda berhenti belajar. Baca sebanyak mungkin soal bidang yang Anda tekuni dan kembangkan terus keterampilan Anda.

Sabtu, 27 Desember 2014

makalah pembelajaran tematik dan inkuri



MAKALAH
Pembelajaran Tematik


Guna memenuhi tugas Pendidikan tugas di SD
Dosen pengampu : Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd







Disusun oleh :
Nama   :           Siti Ambarwati
Kelas   :           3D
NPM   :           13120143




UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
PROGRAM JURUSAN PGSD/S1
TAHUN AJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "PEMBELAJARAN TEMATIK. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1.,
Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd, selaku Dosen Pembelajaran IPA SD yang memberikan bimbingan, saran, ide dan serta dorongan.

2. Teman teman kelas 3D UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Program S1 PGSD yang telah memberi semangat serta motivasinya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.


                                                                                                Semarang, 12 Desember  2014
                                                                                                                       

Siti Ambarwati,
13120143



























DAFTAR ISI



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah...................................................................................
B.     Rumusan Masalah.............................................................................................
C.     Tujuan Pembuatan Makalah.............................................................................
D.    Sistematika Penulisan........................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Pembelajaran Tematik .......................................................
B.     Landasan Pembelajaran Tematik........................................................................
C.     Peran Tema dalam Pembelajaran Tematik ........................................................
D.    Strategi Pembelajaran Tematik...........................................................................
E.     Prinsip Pembelajaran Tematik............................................................................
F.      Karakteristik Pembelajaran Tematik..................................................................
G.    Kelebihan dan Kekurangan model Pembelajaran Tematik.................................


BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
























BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.
Mengingat pentingnya relevansi suatu metode dalam kegiatan belajar mengajar, dan demi menjaga keberlangsungan interaksi antara pengajar dan peserta didik, dalam makalah ini penulis mencoba untuk menguraikan metode tematik dalam mengajar agar bisa diaplikasikan dalam praktisnya sesuai dengan konteks, sehingga setidaknya kita bisa mengetahui metode tematik dalam pembelajaran, dan kita bisa menentukan mana tema belajar yang signifikan untuk suatu metode tematik yang berorientasi pada karakteristik peserta didik itu sendiri, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara interaktif dan optimal.
B.     Rumusan Masalah
            a. Apakah Pengertian Model Pembelajaran Tematik?
            b. Apakah Landasan Model Pembelajaran Tematik?
            c. Sejauh Mana Peran Tema Dalam Pembelajaran Tematik?
            d. Apa Saja Strategi Pembelajaran Tematik?
            e. Sebutkan Prinsip dan Kareteristik Pembelajaran Tematik?
            f. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik?
C.     Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.
Dengan mengkaji tentang model pembelajaran tematik ini, diharapkan kita bisa tahu apa itu pembelajaran tematik, lebih dari itu kita bisa menerapkannya dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar agar proses pembelajaran lebih terpadu dan bermakna sebagaimana uraian yang dijelaskan dalam latar belakang.
Dengan adanya tema ini akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya (1) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, (2) siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara mata pelajaran dalam tema yang sama, (3) pemahaman terhadap meteri pelajaran lebih mendalam dan berkesan, (4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, (5) siswa dapat lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas, (6) siswa dapat lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain, (7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Tujuan dari model pembelajaran tematik adalah adalah untuk memberikan fokus perhatian siswa pada proses yang ditempuh saat siswa berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya. Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, akan tetapi juga keterkaitannya dengan konsep-konsep dari mata pelajaran lainnya.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini sebagaimana ketentuan pembuatan makalah yang benar seperti dalam sistematika pembuatan karya ilmiah berupa makalah tersebut. Kami juga menggunakan sistem studi dari beberapa buku yang berkaitan dengan makalah yang kami buat serta sedikit kutipan dari berbagai kitab, dan media lainnya yang dapat membantu penyelesaian makalah ini.
 




































BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Metode Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran tematik adalah merupakan kegiatan belajar mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar cara ini dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, materi beberapa mata pelajaran disajikan dalam tiap pertemuan. Sedangkan cara kedua, yaitu tiap kali pertemuan hanya menyajikan satu jenis mata pelajaran. Pada cara kedua ini, keterpaduannya diikat dengan satu tema pemersatu. Oleh karena itu pembelajaran tematik ini sering juga disebut pembelajaran terpadu atau integrated learning.
Bentuk keterkaitan atau keterpaduan ini dapat diartikan sebagai pemberdayaan materi pelajaran satu pada waktu menyajikan materi pelajaran lain yang diikat oleh satu tema. Melalui pembelajaran tematik, pemahaman konsep selalu diperkuat karena adanya sinergi pemahaman antara konsep yang dikemas dalam tema. Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
Pada pembelajaran tematik cara pertama menuntut kreativitas guru dan sistem persekolahan yang memiliki otoritas tinggi untuk membuat keputusan sendiri berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan gagasan inovatif seperti pembelajaran tematik yang memungkinkan terjadinya perubahan jadwal dan perubahan target program kelas. Pada pembelajaran terpadu dengan cara kedua ini memberi peluang pada sistem persekolahan yang masih bersifat sentralistik, dimana sekolah banyak mengikuti kebijakan yang ditentukan dari pengambil keputusan diluar sekolah seperti penjadwalan dan target kurikulum.
Misalnya, pada waktu berbelanja di pasar, mereka berhadapan dengan hitung menghitung (Matematika), aneka ragam makanan sehat (IPA), dialog tawar-menawar (bahasa Indonesia), dan harga yang terkadang naik turun (IPS), serta beberapa materi pelajaran lainnya. Sebaliknya, materi pelajaran yang tidak saling terkait merupakan hal yang abstrak bagi anak. Oleh karena itu, pembelajaran tematik akan dirasakan lebih bermakna bagi diri anak.
Pembelajaran tematik dapat mempermudah anak dalam membangun gagasan atau pengetahuan baru, karena materi yang disajikan saling terkait satu sama lain. Kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna apabila materi pelajaran yang sudah dipelajari atau dipahami siswa dapat dimanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran yang terpadu sangat berpeluang dalam membantu dan memanfaatkan pengetahuan anak yang telah dimiliki sebelumnya.
Pembelajaran tematik memberikan peluang kepada anak untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan ini meliputi (jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah), keterampilan (memperoleh, memilih, dan memanfaatkan informasi, menggunakan alat, mengamati, membaca grafik, termasuk juga keterampilan sosial seperti bekerjasama dan kepemimpinan), dan wawasan kognitif (seperti gagasan konseptual tentang lingkungan dan alam sekitar).
Pembelajaran tematik memberi peluang kepada anak untuk membangun sinergi kemampuannya, sehingga tujuan utuh pendidikan (mandiri, peka, dan bertanggungjawab) dapat dicapai. Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain. Sehingga guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun rencana pembelajaran. Tidak hanya siswa, guru pun belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang diajarkan. Dengan demikian, pembelajaran tematik merupakan salah satu wahana ideal untuk mengangkat realita sehari-hari sebagai tema pengajaran.
B.     Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pembelajaran sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan kemampuan siswa.
Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Sedangkan aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
Landasan Psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi atau materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (Pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan barhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

C.  Peran Tema Dalam Pembelajaran Tematik
Tema adalah fikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tema dapat diuraikan menjadi anak tema atau sub tema yang disebut topik. Tema itu cakupannya lebih luas dan cendrung masih abstrak, sedangkan anak tema atau topik lebih spesifik dan cendrung lebih kongrit. Peran tema dalam pembelajaran tematik terutama menekankan pada kemampuan siswa untuk:
a.       Memusatkan perhatian pada suatu tema.
b.      Mempelajari pengatahuan dan mengembangkan berbagai kompotensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
c.       Memahami materi pembelajaran lebih mendalam, berkesan, dan bermakna,
d.      Mengembangkan kompotensi berbahasa lebih baik karena mengkaitkan mata pelajaran dengan pengalaman pribadi siswa.
e.       Merasakan mamfaat dan makna belajar karena materi pembelajaran di sajikan dalam konteks tema yang jelas.
f.       Belajar dan berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bertanya, bercerita, menulis dan sebagainya.

D.  Strategi Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Strategi pembelajaran tematik lebih diutamakan pada pembelajaran secara langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Pembelajaran tematik biasanya diajarkan kepada siswa yang umumnya mereka masih melihat segala sesuatu keutuhan (holistic), perkembangan fisiknya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan emosional.
a.       Langkah-langkah menentukan tema
Sebagai landasan pembelajaran yang akan dilakukan, guru dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Menetapkan dan memilih tema.
2)      Mengembangkan tema menjadi anak tema atau topik.
3)      Memilih atau menetapkan anak tema.
4)      Mengembangkan anak tema menjadi materi pembelajaran yang akan dibahas dikelas baik dalam bentuk percakapan, tanya jawab dialog, diskusi, atau bentuk lainnya.
b.      Langkah-langkah Perencanaan Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah perencanaan pembelajaran tematik adalah:
1)      Mempelajari butir-butir dalam garis-garis besar program pembelajaran (GBPP).
2)      Menyusun sendiri butir-butir pembelajaran apa saja yang dapat dipadu dalam unit tematis tertentu.
3)      Menetapkan kompotensi dasar dan merumuskan indikator pembelajarannya.
4)      Mengedintifiikasi keselarasan hubungan kompotensi dasar dengan dan butir-butir indikator hasil belajar dari antar topik pembelajaran.
5)      Menentukan tema dan teks yang akan dijadikan landasan pembelajaran.
6)      Menentukan skenario pembelajarannya.

Skenario pembelajaran tematik harus menggambarkan:
a)      Prosedur kegiatan pembelajaran.
b)      Kegiatan yang dilakukan guru dalam menciptakan, mengendalikan dan menilai proses pembelajaran.
c)      Bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

E.  Prinsip Pembelajaran Tematik
Ada beberapa perinsip yang perlu diperhatikan terutama pada waktu penggalian tema dalam pembelajaran tematik yaitu.
a.       Tidak terlalu luas tetapi mudah digunakan untuk memadukan mata pelajaran.
b.      Bermakna memberikan bekal pada siswa untuk belajar selanjutnya.
c.       Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.\
d.      Menunjukkan minat siswa.
e.       Mempertimbangkan peristiwa yang nyata (otentik) yang terjadi.
f.       Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat.
g.      Mempertimbangkan ketersediyaan sumber belajar

F.  Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a.       Berpusat pada siswa.
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b.      Memberikan pengalaman langsung.
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c.       Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d.      Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
Proses pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e.       Bersifat fleksibel.
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f.        Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

G.     Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tematik
Kelebihan pembelajaran tematik, antara lain:
a.       Pengalaman dan kegiatan belajar sesuai dengan tingkat pengembangan dan kebutuhan siswa.
b.      Sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, sehingga dalam memilih tema hendaknya yang terdekat dengan kehidupan siswa.
c.       Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh, sehingga hasil belajarnyapun tahan lama, berkesan dan bermakna (Meaningful).
d.      Mengembangkan keterampilan berfikir siswa.
Dalam suatu model pembelajaran pasti akan terdapat suatu kekurangan, seideal apapun suatu model pembelajaran, pasti akan terdapat suatu kekurangan. Dimana terdapat ketidak sesuaian, ketidak sesuaian tersebut pasti terdapat dalam salah satu aspek-aspek tertentu.

















BAB III
PENUTUP/KESIMPULAN
ادْعُ Ø¥ِÙ„َÙ‰ سَبِيلِ رَبِّÙƒَ بِالْØ­ِÙƒْÙ…َØ©ِ ÙˆَالْÙ…َÙˆْعِظَØ©ِ الْØ­َسَÙ†َØ©ِ ÙˆَجَادِÙ„ْÙ‡ُÙ…ْ بِالَّتِÙŠ Ù‡ِÙŠَ Ø£َØ­ْسَÙ†ُ Ø¥ِÙ†َّ رَبَّÙƒَ Ù‡ُÙˆَ Ø£َعْÙ„َÙ…ُ بِÙ…َÙ†ْ ضَÙ„َّ عَÙ†ْ سَبِيلِÙ‡ِ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø£َعْÙ„َÙ…ُ بِالْÙ…ُÙ‡ْتَدِينَ
Artinya:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dalam pembahasan diatas telah diuraikan beberapa pengertian model pembelajaran tematik secara umum, kemudian tentang karakteristik dari model pembelajaran tematik, dan yang terakhir adalah uraian tentang kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran tematik. Dari uraian diatas akhirnya disimpulkan bahwasanya model pembelajaran tematik ini katakanlah populer, lantaran materi dari tiap mata pelajaran dapat kita satukan, atau dengan kata lain, dapat dikait-kaitkan. Dengan begitu, proses penyampaian materi akan lebih mudah diserap karena materi yang diajarkan berikutnya, seolah sudah diajarkan sebelumnya dalam mata pelajaran lain yang dikaitkan dengan mata pelajaran berikutnya.
Model pembelajaran tematik ini juga kiranya lebih relevan diterapkan, sebab model pembelajaran tematik ini juga dapat membantu membangkitkan minat belajar siswa. Karena dalam pengemasan mata pelajaran menggunakan model pembelajaran tematik ini, mata pelajaran yang disaling kait-kaitkan dikemas dalam bentuk penyampaian materi yang didalamnya terdapat unsur bermain, sehingga siswa sekolah dasar akan lebih menyukainya.
Anak-anak kreatif sama saja kedudukannya dengan anak-anak biasa lainnya dirumah, sekolah maupun masyarakat, namun karena potensi kreatifnya itu mereka sangat memerlukan perhatian khusus dari pendidik untuk mengembangkan dirinya. Perhatian khusus di sini bukan berarti mereka harus mendapatkan perlakuan istimewa, melainkan harus mendapatkan bimbingan sesuai dengan potensi kreatifnya itu agar tidak sia-sia dan metode tematik ini juga merupakan salah satu metode yang bisa menunjang hal tersebut.
























DAFTAR PUSTAKA
*      Al- Qur’anul Karim
*      Syah, Muhibbin.2009.Psikologi Belajar,Jakarta : Rajawalipers.
*      Drs. Hakim, Lukmanul, M.Pd.2008. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima.
*      Prof. Dr. H. Anshori, Muhammad.2008.Psikologi Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima.




















MAKALAH
Pembelajaran Inkuiri


Guna memenuhi tugas Pendidikan tugas di SD
Dosen pengampu : Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd







Disusun oleh :
Nama   :           Siti Ambarwati
Kelas   :           3D
NPM   :           13120143




UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
PROGRAM JURUSAN PGSD/S1
TAHUN AJARAN 2013/2014


BAB I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "PEMBELAJARAN INKUIRI. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1.,
Arfilia Wijayanti, S.pd., M.pd, selaku Dosen Pembelajaran IPA SD yang memberikan bimbingan, saran, ide dan serta dorongan.

2. Teman teman kelas 3D UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Program S1 PGSD yang telah memberi semangat serta motivasinya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.


                                                                                                Semarang, 12 Desember  2014
                                                                                                                       

Siti Ambarwati,
13120143


























DAFTAR ISI



BAB I
PENDAHULUAN
E.     Latar Belakang Masalah...................................................................................
F.      Rumusan Masalah.............................................................................................
G.    Tujuan Pembuatan Makalah.............................................................................


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pendekatan Inkuiri...........................................................................................
B.     Ciri ciri strategi pembelajaran inkuiri..............................................................
C.     Prinsip penggunaan pembelajaran inkuiri.......................................................
D.    Langkah langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri..........................
E.     Bagaimana Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial............................................
F.      Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri...........................


BAB III
PENUTUPAN
A.    Kesimpulan.....................................................................................................
B.     Saran...............................................................................................................



DAFTAR PUSTAKA


























BAB I
PENDAHULUAN

A.                LATAR BELAKANG
Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya.Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.
Inkuiri berasal dari kata to Inquire yang berarti
ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan.Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategiheuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.

B.                 Rumusan Masalah
a.       Apa sajakah Pendekatan Inkuiri?
b.      Apa sajakah Ciri ciri strategi pembelajaran inkuiri?
c.       Bagaimana prinsip penggunaan pembelajaran inkuiri?
d.      Bagaimana Langkah langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri?
e.       Bagaimana Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial?
f.       Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri?
C.                 Tujuan Pembuatan Makalah
a.     Untuk mengetahui pendekatan Inkuiri
b.    Untuk mengetahui Ciri ciri strategi pembelajaran inkuiri
c.     Untuk mengetahui prinsip penggunaan pembelajaran inkuiri
d.    Untuk mengetahui Langkah langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri
e.     Untuk mengetahui Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial








BAB II
PEMBAHASAN
A.        Pendekatan-Pendekatan Inkuiri

Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:

1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.
Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep pelajaran matematika.Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding yang diperlukan oleh siswa.
2. Inkuiri Bebas (free inquiry approach).
Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan.Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.

Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
a.       waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum.
b.      karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam kurikulum,
c.       ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh siswa,
d.      karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free inquiry approach)
Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan.Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.

B.        Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri
Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri {self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

C.   Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
1.        Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2.        Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3.        Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.

4.        Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5.        Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

D. Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
2.      Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3.      Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4.      Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan.Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam belajar.Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berpikir.

5.      Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6.      Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan.Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

E.     Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Terjadinya ledakan pengetahuan, menuntut perubahan pola mengajar dari yang hanya sekadar mengingat fakta yang biasa dilakukan melalui strategi pembelajaran dengan metode kuliah (lecture) atau dari metode latihan (drill) dalam pola tradisional, menjadi pengembangan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).Strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir itu adalah strategi inkuiri sosial.
Menurut Bruce Joyce, inkuiri sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial (social family) subkelompok konsep masyarakat (concept of society). Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat.Karena itulah siswa harus diberi pengalaman yang memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat. Melalui pengalaman itulah setiap individu akan dapat membangun pengetahuan yang berguna bagi diri dan masyarakatnya.
Inkuiri sosial dapat dipandang sebagai suatu strategi pembelajaran yang berorientsi kepada pengalaman siswa.Ada tiga karakteristik pengembangan strategi inkuiri sosial.Pertama, adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas.Kedua, adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiri.Ketiga, penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.
Dari karakteristik inkuiri seperti yang telah diuraikan di atas, maka tampak inkuiri sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan inkuiri pada umumnya.Perbedaannya terletak pada masalah yang dikaji adalah masalah-masalah sosial atau masalah kehidupan masyarakat.
F.      Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1.      Startegi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2.      Startegi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.      Startegi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4.      Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
1.            Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2.            Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3.            Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4.            Selama kriteria keberhasian belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.


PENUTUP

A.    Kesimpulan
Inti dari pembelajaran inkuiri ini adalah bahwa disini guru sebagai sumber belajar bukanlah yang satu-satunya, masih banyak lagi sumber belajar yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Guru hanyalah sebagai fasilitator, pembimbing yang selalu mengarahkan siswa dalam pembelajaran.
Siswa disini di desain sebagai penemu atau mencari pengetahuan itu, disinilah tugas seorang guru dalam mengkostruk siswa agar mendapatkan pengetahuan dan menjadi bermakna. Karena dengan bermakna itulah pengetahuan akan masuk kedalam long term memories, sehingga akan selalu terkenang oleh siswa. Siswalah yang melakukan semuanya guru hanya menyiapkan, karena murid yang melakukan maka pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna untuk Si siswa.

B.     Saran
Saran untuk para guru jika menggunakan strategi pembelajaran iunkuiri harus mengikuti prosedur yang ada dan harus disesuaikan dengan waktu yang diimiliki, karena strategi pembelajaran inkuiri ini sangat membutuhkan waktu yang panjang.
Karena makalah ini belum sempurna maka penulis mengharapkan saran yang membangun agar dapat bermanfaat bagi semua dan demi perbaikan makalah selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Thamrin, Husni, Pendidikan: Dinamika dan Problematika, Pekanbaru: Suska Press, 2009.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007.
Wena, made,  Strategi Pembelajaran Inovatif  Kontemporer, Jakarta: Bumi Akasara, 2009.
Surya Dharma, Strategi Pembelajaran Dan Pemilihannya, Jakarta :Ditjen PMPTK, 2008